Dokter melakukan prosedur kolonoskopi dengan menggunakan alat khusus yang disebut kolonoskop, yaitu tabung panjang, tipis, dan fleksibel. Alat ini memiliki kamera di ujungnya dan dimasukkan melalui anus ke dalam rektum agar dokter dapat melihat bagian dalam usus besar dengan jelas.
Kolonoskopi biasanya direkomendasikan untuk alasan berikut:
Kolonoskopi rutin dapat membantu mendeteksi tanda-tanda awal kanker kolorektal, termasuk polip pra-kanker atau kelainan lainnya, sehingga meningkatkan keberhasilan pengobatan dan tingkat kelangsungan hidup. Bagi individu dengan riwayat keluarga kanker kolorektal atau faktor risiko lainnya, dokter mungkin menyarankan skrining yang lebih awal dan lebih sering untuk memantau kemungkinan kambuh atau pertumbuhan baru.
Kolonoskopi memberikan tampilan rinci usus besar untuk membantu mengidentifikasi sumber gejala gastrointestinal seperti nyeri perut, pendarahan rektal, dan diare kronis. Melalui visualisasi langsung lapisan usus, dokter bedah dapat mendiagnosis berbagai kondisi seperti divertikulitis, penyakit Crohn, dan kolitis ulseratif.
Jika terdapat polip, dokter bedah akan melakukan tindakan kolonoskopi di Singapura untuk mengangkat polip tersebut guna mencegahnya menjadi ganas (kanker). Sampel jaringan juga dapat diambil untuk menguji keberadaan sel kanker. Kadang-kadang, dokter bedah juga dapat mengatasi sumbatan, menghentikan perdarahan internal, atau mengambil benda asing yang tersangkut di usus besar melalui kolonoskopi.
Konsultan Bedah Kolorektal
Konsultan Bedah Umum MBBS (Singapura), MMed (Bedah), FRCS (Edinburgh), FAMS (Bedah Umum)
Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Dr. Ng Kheng Hong terampil dalam memberikan kolonoskopi yang efektif untuk mendeteksi dan mengelola kanker kolorektal serta kondisi gastrointestinal lainnya. Beliau sebelumnya menjabat sebagai Direktur Bedah Minimal Invasif di Departemen Bedah Kolorektal di Singapura.